Hai, apa kabar? Kita semua tahu bahwa Erik ten Hag memiliki reputasi sebagai pelatih yang sangat cerdas dan berdedikasi. Ia telah membangun tim Ajax yang menakjubkan dan bermain dengan gaya yang sangat menarik. Ketika Manchester United mengumumkan bahwa Ten Hag akan menjadi manajer baru mereka, banyak penggemar yang berharap ia akan membawa filosofi serupa ke Old Trafford.
Sayangnya, permulaan Ten Hag di Manchester United tidak berjalan mulus. Setelah kekalahan memalukan di dua pertandingan pertama, banyak orang mulai meragukan apakah dia benar-benar tepat untuk pekerjaan ini. Beberapa bahkan menyebut bulan madu bersama United sebagai “kasus aneh”.
Ten Hag tidak bisa lagi bersembunyi di balik kesulitan kepemilikan Man United. Dia harus mulai menunjukkan bahwa dia layak mendapatkan pekerjaan impiannya. Pertandingan melawan Liverpool akhir pekan ini adalah kesempatan bagus untuk mulai membuktikan diri.
Apa Yang Terjadi Pada Bulan Madu Erik Ten Hag?
Apa yang sebenarnya terjadi pada masa bulan madu Erik Ten Hag sebagai manajer baru Manchester United? Setelah penampilan pertama yang mengecewakan melawan Brighton, banyak yang mulai mempertanyakan keputusan klub untuk menunjuk Ten Hag. Namun, sebelum Anda menghujatnya, mari kita lihat fakta-fakta yang ada.
Pertama-tama, Ten Hag baru beberapa bulan menjadi manajer klub raksasa seperti Manchester United. Dia butuh waktu untuk beradaptasi dan memahami budaya serta harapan dari para pendukung setia klub. Selain itu, dia harus bekerja dengan pemain yang sebagian besar bukan pilihannya. Hal ini tentu saja akan membutuhkan waktu untuk dapat menyatukan visi dan gaya bermainnya.
Kedua, klub sedang dalam masa transisi. Banyak pemain anyar yang bergabung dan beberapa yang sudah lama pergi. Situasi seperti ini tentu akan membutuhkan waktu untuk membangun kekompakan dan kerja sama tim.
Ketiga, perlu diingat bahwa hasil pertandingan melawan Brighton baru satu dari 38 pertandingan liga musim ini. Jangan terlalu cepat menghakimi Ten Hag dan klub. Bersabarlah dan lihat bagaimana mereka berkembang seiring berjalannya waktu.
Ten Hag membutuhkan kesempatan untuk membuktikan dirinya. Dukungan penuh dari para pendukung adalah kunci kesuksesannya di Old Trafford. Mari kita berikan kesempatan itu padanya sebelum menghujatnya terlalu dini.
Mengapa United Kalah Telak Dari Brentford?
Mengapa United Kalah Telak Dari Brentford?
Jika Anda menyaksikan pertandingan Brentford vs Man United pekan lalu, Anda pasti bertanya-tanya mengapa Setan Merah tampak begitu kacau. Ada beberapa alasan mengapa tim asuhan Erik Ten Hag ini tampak tidak berdaya menghadapi Brentford.
Pertama, lini pertahanan United tampak kacau balau. Mereka kehilangan bola dengan mudah dan membiarkan Brentford mencetak 4 gol dalam 35 menit pertama. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya strategi pertahanan Ten Hag. Dia perlu memperbaiki lini belakang ini secepatnya jika ingin bersaing di Liga Premier.
Kedua, lini tengah United kurang kreatif. Mereka jarang menciptakan peluang dan sering kehilangan bola. Pemain seperti Fred dan McTominay perlu meningkatkan kreativitas dan kemampuan mengumpan jika ingin membantu serangan United.
Ketiga, penyerang United seperti Ronaldo dan Sancho tidak mendapat pelayanan yang baik. Mereka jarang menerima umpan terobosan dan kebanyakan harus turun ke tengah untuk mencari bola. Hal ini mengurangi efektivitas mereka sebagai striker.
Dengan memperbaiki lini belakang, meningkatkan kreativitas lini tengah dan melayani para penyerang dengan baik, United bisa bangkit kembali. Namun Ten Hag perlu bekerja keras untuk memperbaiki semua kekurangan ini. Jika tidak, musim ini bisa menjadi yang terburuk dalam sejarah klub.
Apakah Ten Hag Sudah Kehilangan Gagasan?
Man United masih belum menunjukkan peningkatan sejak pelantikan Ten Hag. Tindakannya yang melakukan pembelian pemain mahal seperti Tyrell Malacia dan Lisandro Martinez belum membuahkan hasil. Ketergantungannya pada pemain veteran seperti Christian Eriksen dan Cristiano Ronaldo juga menimbulkan keraguan. Apakah Ten Hag sudah kehabisan ide untuk memperbaiki Man United?
Kesalahan dalam Strategi Transfer
Ten Hag seharusnya sadar bahwa pembelian pemain dengan harga mahal bukan jaminan kesuksesan. Dia harusnya lebih mementingkan kebutuhan tim daripada nama besar pemain. Martinez mungkin memiliki potensi, namun pertahanan Man United bukanlah masalah utama tim saat ini. Lebih baik menghabiskan uang untuk memperkuat lini tengah atau penyerang.
Terlalu Bergantung pada Pemain Tua
Eriksen dan Ronaldo memang masih bisa diandalkan, namun usia mereka sudah tidak muda lagi. Ten Hag seharusnya memberi kesempatan kepada pemain muda seperti Alejandro Garnacho dan Anthony Elanga untuk berkembang. Pemain muda ini memiliki potensi dan semangat untuk sukses di Man United. Eriksen dan Ronaldo tentu bisa menjadi mentor, namun tidak boleh menjadi tumpuan utama Ten Hag.
Kurangnya Gagasan Baru
Gaya permainan Man United masih sama seperti di masa Ole Gunnar Solskjaer. Tidak ada perubahan signifikan sejak kedatangan Ten Hag. Dia diharapkan membawa gaya permainan baru yang menarik dan efisien. Sayangnya, sampai saat ini belum terlihat. Ten Hag perlu segera memperkenalkan gagasan baru dan strategi yang lebih matang agar Man United bisa kembali bersaing di Liga Premier.
Mengapa Pemilik United Perlu Disalahkan?
Pemilik Manchester United, Keluarga Glazer, telah lama menjadi sasaran kritik dari para pendukung klub. Mereka dituduh hanya mementingkan keuntungan komersial dan tidak benar-benar peduli dengan keberhasilan klub di lapangan. Apakah kritik ini adil?
Sejak Keluarga Glazer mengambil alih United pada tahun 2005, klub telah menghabiskan lebih dari £1 miliar untuk transfer pemain. Meskipun demikian, performa tim di Liga Premier dan Liga Champions tidak sesuai dengan harapan. Para pendukung menuduh Keluarga Glazer tidak cukup berinvestasi pada tim dan lebih mementingkan pembayaran bunga pinjaman serta dividen pemegang saham.
Keengganan Berinvestasi
Keluarga Glazer diperkirakan telah mengambil lebih dari £1 miliar dari klub dalam bentuk dividen, biaya, dan pembayaran bunga sejak mengambil alih pada tahun 2005. Sementara itu, stadion dan fasilitas latihan klub dibiarkan memburuk. Para pendukung merasa Keluarga Glazer tidak benar-benar peduli pada masa depan klub jangka panjang.
Meskipun demikian, sulit untuk menyalahkan Keluarga Glazer sepenuhnya atas kinerja buruk United di lapangan. Sejak Sir Alex Ferguson pensiun pada tahun 2013, klub kesulitan mencari manajer top yang tepat. Keputusan yang buruk dalam pemilihan manajer dan pemain, serta ketidakstabilan di ruang ganti, turut berkontribusi pada performa mengecewakan United.
Jadi, meskipun kritik terhadap Keluarga Glazer tidak sepenuhnya tidak beralasan, mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas masalah-masalah United. Keengganan mereka berinvestasi dan keinginan untuk mengambil keuntungan dari klub memang menjadi masalah, namun kesulitan dalam mencari manajer top dan membangun tim yang kompetitif juga harus dipertanyakan.
Bagaimana Ten Hag Bisa Memperbaiki Masa Depan United?
Erik ten Hag harus melakukan pekerjaan rumah yang sulit untuk memperbaiki masa depan Manchester United. Dia harus membangun kembali mentalitas pemenang dan membuat para pemain kembali percaya diri.
Memperbaiki Budaya Klub
Ten Hag perlu menciptakan budaya baru di klub ini, yang berfokus pada disiplin, dedikasi dan kerja keras. Dia harus tegas dalam menangani para pemain yang tidak profesional. Pemain-pemain yang hanya mementingkan gaji dan tidak berkomitmen harus disingkirkan.
Dia juga harus memperbaiki hubungan dengan para pemain dan mendapatkan kepercayaan mereka. Menjalin hubungan baik dengan para pemain kunci seperti Ronaldo dan De Gea adalah kunci keberhasilan. Memberi mereka peran penting dalam membangun tim yang kompak.
Memperbaiki Strategi dan Gaya Bermain
Gaya bermain Ten Hag yang menekankan penguasaan bola dan serangan balik cepat bisa jadi cocok untuk United. Namun, dia harus menyesuaikan strateginya dengan talenta yang ada di klub saat ini.
Memanfaatkan kecepatan dan keterampilan pemain seperti Rashford, Sancho dan Martial untuk menyerang dengan cepat. Sementara pemain seperti Fernandes dan Eriksen dapat mengontrol alur permainan. Ten Hag juga harus memperbaiki lini belakang United yang buruk musim lalu.
Memberi Kesempatan kepada Pemain Muda
Ten Hag dikenal karena memberi kesempatan kepada pemain muda berbakat di Ajax. Dia harus melakukan hal yang sama di United. Pemain seperti Garner, Garnacho dan Zidane Iqbal berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari kasus aneh ini? Pertama, jangan pernah meremehkan kekuatan cinta. Kedua, jangan pernah menganggap bahwa seseorang akan berubah hanya karena menikah. Ketiga, komunikasi adalah kunci dari hubungan yang sehat – jika Ten Hag dan istrinya berbicara dengan lebih terbuka, mungkin mereka dapat menghindari kekacauan ini.
Akhirnya, kita semua manusia dan kita semua membuat kesalahan. Meskipun Ten Hag mungkin menyesali keputusannya ini dan berharap bisa kembali ke masa-masa bulan madunya, setidaknya ia bisa belajar dari pengalaman ini. Semoga saja pelajaran berharga ini membuatnya menjadi pelatih yang lebih bijak di lapangan, dan suami yang lebih bijak di rumah. Hidup terus berjalan, jadi maju terus dan jangan menoleh ke belakang!